tanpa judul

Vishnu

Senin, 16 Maret 2015

Sejarah Kedatangan dan Perkembangan Agama Hindu dan Budha di Indonesia




v  A. Analisis teori-teori kedatangan awal Hindu-Budha ke Indonesia

Lahirnya agama Hindu dan Budha sangat jauh berbeda. Namun berkembangnya kedua agama tersebut ke Indonesia hampir bersamaan. Para ahli sejarawan mengemukakan berbagai teori tentang bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia.

Pertama, Teori Ksatria yang dikemukakan oleh C.C. Berg dan FDK. Bosch. Menurut teori ini, peran utama masuknya budaya India ke Indonesia adalah Ksatria. Karena pada saat itu di India terjadi kekacauan politik yaitu perang antara Brahmana dengan Ksatria, para Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia, kemudian mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru. Namun teori Ksatria banyak mengandung kelemahan yaitu tidak adanya bukti kolonisasi baik di India maupun di Indonesia. Kedudukan kaum Ksatria dalam struktur masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama Hindu dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India. Maka tidak mungkin para pelarian mendapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru.

            Kedua Teori Waisya yang dikemukakan oleh NJ. Krom dan Mookerjee yang berpendapat bahwa golongan Waisya (pedagan) adalah golongan yang paling berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha. Selain untuk berdagang mereka datang ke Indonesia juga untuk memperkenalkan budaya mereka ke masyarakat Indonesia. Pelayaran perdagangan saat itu masih tergantung pada sistem angin muson. Ketika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali ke India mereka menetap beberapa waktu di Indonesia, selama mereka menetap terjadi perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Keturunan dan keluarga pedagang ini merupakan awal penerimaan pengaruh India. Tampaknya teori ini mengambil perbandingan proses penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang. Tetapi teori ini juga dibantah ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh kitab Weda. Ajaran Hindu milik kaum Brahmana dan hanya mereka yang memahami kitab Weda.

            Ketiga, Teori Brahmana yang dikemukakan oleh JC. Van Leur, FDK. Bosch dan OW. Wolters yang berpendapat bahwa orang yang ahli agama Hindu adalah Brahmana. Orang Indonesia atau kepala suku aktif mendatangkan Brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu, sehingga kepala suku menjadi maharaja. Dalam perkembangannya, para Brahmana akhirnya menjadi penasehat raja. Teori ini tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan Brahmana saja. Prasasti yang ditemukan juga berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Disamping itu Brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma dan abhiseka.

Dari beberapa teori bagaimana kedatangan agama Hindu dan Budha di atas terdapat beberapa kekurangan, diantaranya dikarenakan kitab-kitab Weda ditulis dalam bahasa Sansekerta jadi tidak mungkin diluar golongan Brahmana dapat menyebarkan secara langsung ke Indonesia. Sebaliknya dalam kepercayaan India kuno golongan Brahmana tidak boleh menyebrang lautan luas, sehingga penyebaran ke Indonesia mustahil dibawa langsung oleh golongan Brahmana.

Menanggapi kelemahan dan kekurangan dalam teori di atas, maka muncullah teori lain yang disebut teori arus balik yang dikemukakan oleh JC Van Leur. Teori arus balik ialah Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Indonesia sendiri. Para penguasa lokal mengirim kaum terpelajarnya untuk belajar langsung ke pusat agama Hindu dan Budha di India.   Setelah cukup lama mereka kemudian kembali ke indonesia dan menyebarkan kepercayaannya ke masyarakat luas.

Berdasarkan beberapa teori tersebut, para ahli sejarah membuat dua bentuk kemungkinan tentang proses masuknya agama dan budaya Hindu Budha di Indonesia, yaitu pertama orang-orang India lah yang berperan aktif dalam menyebarkan agama Hindu dan Budha ke Indonesia, yang kedua orang-orang Indonesia lah yang berperan aktif mempelajari agama Hindu-Budha ke India dan menyebarkannya di Indonesia.

Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Budha di Indonesia, dalam penyebaran agama Budha, dikenal misi penyiaran agama yang disebut Dharmadhuta. Masuknya agama Budha diperkirakan pada abad 2 Masehi. Hal ini didukung adanya bukti penemuan arca Budha dari perunggu di daerah Sempaga (Sulsel) yang menggunakan langgam seni arca Amarawati (India selatan). Patung sejenis juga ditemukan di daerah Bukit Siguntang (Sumsel) yang memperlihatkan langgam seni arca Gandhara (India utara). Agama Budha yang berkembang di Indonesia sebagian besar beraliran Budha Mahayana. Perkembangan agama Budha mencapai masa puncak pada jaman kerajaan Sriwijaya.

v  B. Interaksi dengan kebudayaan Indonesia dan perkembangannya

Munculnya pengaruh kebudayaan india di Indonesia sangat besar dan dapat terlihat melalui beberapa hal seperti

Agama, pada zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima system kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Budha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata karma, upacara-upacara pemujaan dan bentuk tempat peribadatan.

Seni bangunan, yang menjadi bukti berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia pada bangunan candi. Candi Hindu maupun Budha yang ada di Sumatera, Jawa dan Bali pada dasarnya merupakan perwujudan akulturasi budaya lokal dengan bangsa India.

Seni rupa atau seni lukis India juga telah masuk ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya area Budha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Budha berlanggam Amarawati di Sikendeng (Sulsel). Seni rupa India pada candi Borobudur ada pada relief-relief cerita Budha Gautama. Reliaef pada candi Borobudur umumnya lebih menunjukan suasana alam Indonesia, dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena lukisan itu tidak ditemukan pada candi-candi yang ada di India, dan candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.

Seni sastra India juga memberi corak dalam seni sastra Indonesia. Bahasa sansekerta sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ada di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa sansekerta dan pallawa.

Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam system ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Sriwijaya.
  
v  C. Persamaan dan perbedaan Hindu-Budha di India dengan di Indonesia

Meskipun Hindu-Budha di Indonesia berasal dari India, namun terdapat beberapa perbedaan antara Hindu-Budha di India dengan di Indonesia. Perbedaan tersebut sangat ketara dan dapat dilihat dengan kasat mata, seperti makanan, pakaian sembahyang, hari-hari suci, bentuk candi dan patung maupun cara peribadatannya. Contohnya seperti umat Hindu di Bali dan Jawa biasanya sembahyang tiga kali yang disebut dengan Tri Sandhya, sedangkan umat Hindu di India sembahyang hanya dua kali pagi dan sore. Perbedaan lainnya juga terdapat pada hari raya, umat Hindu Bali memiliki system kalender sendiri yang berbeda dengan system penanggalan hari raya Hindu di India dan Nepal. Hari raya keagamaan umat Hindu Bali umumnya dihitung berdasarkan Wewaran dan Pakuwan, meskipun ada juga yang menggunakan penanggalan saka seperti di India. Perbedaan tersebut disebabkan karena sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di setiap daerah berbeda sehingga terjadi perbedaan dan percampuran antara kebudayaan asli India dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Upacara-upacara keagamaan dan peribadatan di Indonesia telah dicampuri dengan tradisi dari masing-masing wilayah. Kebudayaan Hindu-Budha asli dari India ke Indonesia sudah berkolaborasi dengan budaya lokal Indonesia yang menjadi kekayaan dan keunikan tersendiri.

Meski banyak terdapat perbedaan, tetap ada persamaan jika dilihat dari segi kepercayaan Hindu-Budha di India dengan di Indonesia, mereka sama-sama memegang keyakinan yang sama yaitu 5 keyakinan atau yang dikenal dengan Panca Sradha.

v  D. Pengertian Hindu Dharma dan Budha Dharma

Hindu Dharma yaitu penamaan atas agama Hindu yang di anut oleh masyarakat Bali di Indonesia. Hindu Dharma merupakan pencampuran antara agama asli Bali (Agama Tirta) dengan agama Hindu Jawa sebagai pengaruh dari agama Hindu Jawa yang dibawa oleh Majapahit ke pulau Bali.

Sedangkan Budha Dharma adalah suatu ajaran yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan pandangan terang yang dapat membebaskan manusia dari kesesatan dan kegelapan batin dan penderitaan yang disebabkan oleh ketidakpuasan. Budha Dharma meliputi unsur-unsur agama, kebaktian, filosofi, psikologi, kebatinan, metafisika, tata susila, etika dsb.