A. Filsafat
Tat Twam Asi
Tat
Twam Asi merupakan salah satu ajaran agama Hindu. Dalam bahasa sansekerta kata
“tat” berasal dari suku kata “tad” yang berarti “itu” atau “dia”. Kata “twam”
berasal dari suku kata “yusmad” yang berarti “kamu” dan “asi” yang berasal dari
kata “asa” yang berarti “adalah”. Jadi secara sederhana kata “tat twam asi”
bisa di artikan “kamu adalah dia” atau “dia adalah kamu”.
Kata
“kamu” merujuk kepada semua makhluk hidup, sedangkan “dia” merujuk kepada sang
hyang widhi. Dalam ajaran ini dikatakan bahwa sanghyang widhi dan makhluk hidup
adalah sama. Tetapi kata sama disini jangan diartikan sama secara mutlak, bukan
berarti kita sebagai makhluk hidup sepenuhnya sama seperti tuhan hanya saja
kita memiliki sifat yang sama dengan tuhan dalam jumlah yang kecil. Dalam diri
setiap makhluk terdapat atman (yang menghidupkan makhluk hidup). Atman sendiri
merupakan percikan terkecil dari Brahman (sang hyang widhi). Hal ini di
ibarakan seperti air laut yang dituangkan ke dalam gelas. Air yang ada di dalam
gelas dengan air yang ada di laut mempunyai sifat yang sama, tetapi air yang
ada di dalam gelas tidak mampu menghancurkan rumah, sedangkan air yang di laut
ketika terjadi sunami bisa menghancurkan rumah. Kedua air ini mempunyai sifat
yang sama namun mempunyai jumlah dan kekuatan yang berbeda. Sama halnya dengan
makhluk hidup yang merupakan percikan terkecil dari sang hyang widhi, mereka
mempunyai sifat yang sama yaitu sat, cit dan ananda (kekal, penuh pengetahuan
dan penuh kebahagiaan). Namun sifat ini dimiliki makhluk dalam jumlah yang terbatas
sedangkan sang hyang widhi memiliki sifat tersebut dalam jumlah yang tak
terbatas. oleh karena itu kita dilarang menyakiti siapapun makhluk hidup karena
jika kita menyakiti makhluk hidup sama saja kita menyakiti sang hyang widhi,
karena dalam diri setiap makhluk terdapat percikan sang hyang widhi.
Tat
twam asi juga bisa di artikan “aku adalah engkau, engkau adalah aku”. Filosofi
yang terkandung dalam ajaran ini yaitu bagaimana kita dapat berempati terhadap
orang lain, bagaimana kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Ketika kita menyakiti orang lain sesungguhnya kita menyakiti diri kita sendiri.
Oleh karena itu ajaran ini menjadi dasar dalam bertingkah laku.
Tat
twam asi merupakan ajaran sosial tanpa batas yang menjadi dasar atau konsepsi
untuk mewujudkan atau menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan. Tat twam asi
juga merupakan kunci dalam membina kehidupan agar terjalinnya hubungan yang
serasi terhadap sesame makhluk hidup.
B. Pengertian
Cubhakarma (Perbuatan Baik) dan Jenis-Jenisnya
Cubhakarma
berasal dari bahasa sansekerta yang artinya perbuatan baik. Jenis-jenis
cubhakarma terbagi menjadi 12 yaitu:
1. Tri
Kaya Parisudha
Tri
kaya parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan yaitu
berfikir yang bersih dan suci, berkata yang benar dan berbuat yang jujur. Dari
pikiran yang bersih akan muncul perkataan dan perbuatan yang baik.
2. Catur
Paramita
Catur
paramita adalah empat bentuk budi luhur yaitu Maitri yang artinya lemah lembut,
karuna yang artinya belas kasihan atau kasih sayang, mudita yang artinya sifat
dan sikap menyenangkan orang lain, dan upeksa yang artinya sifat dan sikap
menghargai orang lain.
3. Panca
Yama Bratha
Panca
yama bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan
perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin. Panca yama
bratha ini meliputi lima bagian yaitu ahimsa, brahmacari, satya, awyawahara dan
asteya.
4. Panca
Nyama Bratha
Panca
Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk
mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun bagian-bagian dari Panca
Nyama
Bratha ini adalah Akrodha, Guru Susrusa, Aharalaghawa dan Apramada.
5. Sad
Paramita
Sad
Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad Paramita ini
meliputi: Dana Paramita, Sila Paramita, Ksanti Paramita, Wirya Paramita, Dhyana
Paramita
dan Pradnya Paramita.
6. Catur
Aiswarya
Catur
Aiswarya adalah suatu kerohanian yang memberikan kebahagiaan hidup lahir dan
batin
terhadap makhluk. Catur Aiswarya terdiri dari Dharma, Jnana, Wairagya dan
Aiswawarya.
7. Asta
Siddhi
Asta
Siddhi adalah delapan ajaran kerohanian yang memberi tuntunan kepada manusia
untuk
mencapai taraf hidup yang sempurna dan bahagia lahir batin. Asta Siddhi
meliputi: Dana,
Adnyana, Sabda, Tarka, Adyatmika, Adidewika, Adi Boktika dan Saurdha
8. Nawa
Sanga
Nawa
Sanga terdiri dari: Sadhuniragraha, Andrayuga, Guna bhiksama, Widagahaprasana,
Wirotasadarana, Kratarajhita, Tiagaprassana, Curalaksana dan Curapratyayana.
9. Dasa
Yama Bratha
Dasa
Yama Bratha adalah sepuluh macam
pengendalian diri, yaitu Anresangsya atau
Arimbhawa, Ksama, Satya, Dama,
Arjawa, Priti, Prasada, Madurya dan Mardhawa.
10. Dasa
Nyama Bratha
Dasa
Nyama Bratha terdiri dari: Dhana, Ijya, Tapa, Dhyana, Upasthanigraha,
Swadhyaya,
Bratha, Upawasa, Mona dan Sanana.
11. Dasa
Dharma
Yang
disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu Sauca; Indriyanigraha; Hrih;
Widya;
Satya; Akrodha; Drti; Ksama; Dama dan Asteya.
Dasa
Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian yang dapat dipakai penuntun
dalam
tingkah laku yang baik serta untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi
(Moksa). Dasa
Paramartha ini terdiri dari: Tapa; Bratha; Samadhi; Santa;
Sanmata; Karuna; Karuni; Upeksa;
Mudhita dan Maitri.
C. Pengertian Acubhakarma (perbuatan tidak baik) beserta jenis-jenisnya
Acubhakarma
adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan
Cubhakarma (perbuatan baik). Semua jenis perbuatan yang tergolong acubhakarma
ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup ini. Karena
semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup
menderita. menurut agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus dihindari
di dalam hidup ini adalah:
1.
Tri Mala
Tri
Mala adalah tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu Kasmala ialah
perbuatan yang hina dan kotor, Mada yaitu perkataan, pembicaraan yang dusta dan
kotor, dan Moha adalah pikiran, perasaan yang curang dan angkuh.
2.
Catur Pataka
Catur
Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi
sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu Pataka yang terdiri dari Brunaha
(menggugurkan bayi dalam kandungan); Purusaghna (Menyakiti orang), Kaniya Cora
(mencuri perempuan pingitan), Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak), dan
Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya); Upa Pataka terdiri
dariGowadha (membunuh sapi), Juwatiwadha (membunuh gadis), Balawadha (membunuh
anak), Agaradaha (membakar rumah/merampok); Maha Pataka terdiri dari
Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta), Surapana (meminum alkohol/mabuk),
Swarnastya (mencuri emas), Kanyawighna (memperkosa gadis), dan Guruwadha
(membunuh guru); Ati Pataka terdiri dari Swaputribhajana (memperkosa saudara
perempuan); Matrabhajana (memperkosa ibu), dan Lingagrahana (merusak tempat
suci).
3.
Panca Bahya Tusti
Adalah
lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi dan lahiriah semata-mata, yaitu
Aryana; Raksasa; Ksaya; Sangga dan Hingsa.
4.
Panca Wiparyaya
Adalah
lima macam kesalahan yang sering dilakukan manusia tanpa disadari, sehingga
akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu: Tamah, Moha, Maha Moha, Tamisra dan
Anda Tamisra.
5.
Sad Ripu
Sad
Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat manusia itu sendiri,
yaitu Kama; Lobha; Krodha; Mada; Moha dan Matsarya.
6.Sad
Atatayi
Adalah
enam macam pembunuhan kejam, yaitu Agnida; Wisada; Atharwa; Sastraghna;
Dratikrama dan Rajapisuna.
7.
Sapta Timira
Sapta
Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu: Surupa, Dhana, Guna, Kulina,
Yowana, Kasuran dan Sura.
8.
Dasa Mala
Artinya
adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari Tandri,
Kleda, Leja, Kuhaka, Metraya, Megata, Ragastri, Kutila, Bhaksa Bhuwana dan
Kimburu.