Candi Yang Bercorak Hindu
1.
Candi Gunung Wukir
Keterangan: Gambar Candi Gunung Wukir
Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang
berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa
Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung
Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan,
candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja
Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
2.
Candi Pringapus
Keterangan: Gambar Candi Pringapus
Candi Pringapus adalah candi di desa Pringapus, Ngadirejo,
Temanggung 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung. Arca-arca
berartistik Hindu yang erat kaitanya dengan Dewa Siwa menandakan bahwa Candi
Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Candi tersebut dibangun pada tahun
tahun 772 C atau 850 Masehi menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika
diadakan restorasi pada tahun 1932.
Candi ini merupakan Replika Mahameru, nama sebuah gunung tempat
tinggal para dewata. Hal ini terbukti dengan adanya adanya hiasan Antefiq dan
Relief Hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa. Candi
Pringapus bersifat Hindu Sekte Siwaistis.
3.
Candi Dieng
Keterangan: Gambar Candi Dieng
Candi Dieng, Warisan Maha Karya Abad ke 7 Dari Dinasti Sanjaya ini
masih bisa anda nikmati kemegahannya di Dataran Tinggi Dieng. Dulu, hampir
sebanyak 400 candi pernah berdiri di tempat yang dijuluki negeri para Dewa ini
sehingga Dieng kumpulan Candi Di Dieng di sebut juga sebagai Kompleks Candi
Hindu Jawa.
Berdasarkan Prasasti yang ditemukan di situs Dieng, Candi-candi
tersebut diperkirakan didirikan pada abad VIII sampai abad XIII Masehi,
sebagai wujud kebaktian kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa(istri Syiwa).
Dilihat dari 21 Bangunan, Candi Dieng terbagi menjadi 5 Kelompok.
4 Kelompok bangunan ceremonial site( tempat pemujaan) yaitu: Kelompok Candi
Arjuna (pendawa 5)
Kelompok Candi Gatut Kaca Kelompok Candi Bhima Kelompok Chandi Dwarawati/Parikesit. Kelompok Candi Magersari. Dan Kelompok Kelima adalah bangunan tempat tinggal (setlement site) yang sisa-sisa puingnya masih bisa anda lihat disekitaran komplek candi Arjuna. Baru-baru ini, Komplek candi yang lain juga ditemukan, yaitu Candi Setyaki.
Kelompok Candi Gatut Kaca Kelompok Candi Bhima Kelompok Chandi Dwarawati/Parikesit. Kelompok Candi Magersari. Dan Kelompok Kelima adalah bangunan tempat tinggal (setlement site) yang sisa-sisa puingnya masih bisa anda lihat disekitaran komplek candi Arjuna. Baru-baru ini, Komplek candi yang lain juga ditemukan, yaitu Candi Setyaki.
4.
Candi
Prambanan
Keterangan: Gambar Candi Prambanan
Candi Prambanan atau
Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang
dibangun pada abad ke-9
Masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga
dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa
pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama
asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah
Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa
Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih
diutamakan.
Candi ini terletak di
desa Prambanan, pulau Jawa, kurang lebih 20 kilometer timur Yogyakarta, 40
kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di
perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi
Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten
Sleman dan Klaten.
Candi ini adalah
termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia,
sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini
berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan
candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang
di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu
candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan
wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti
Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai
Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa
kerajaan Medang Mataram.
5.
Candi
Gedong Songo
Keterangan: Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo
adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang
terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks
candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan
oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman
Wangsa Syailendra abad
ke-9 (tahun 927 Masehi).
Candi ini memiliki
persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada
ketinggian sekitar 1.200 Masehi di atas permukaan laut sehingga suhu udara
disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C). Lokasi 9 candi yang tersebar di
lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu,
obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang
mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda.
6.
Candi
Panataran
Keterangan: Gambar Candi Panataran
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c6/RA_3420014.JPG/220px-RA_3420014.JPG
Candi Penataran atau
Candi Panataran atau nama aslinya adalah Candi Palah adalah sebuah gugusan
candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis yang terletak di Desa Penataran,
Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi termegah dan terluas di
Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara
Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dari prasasti yang
tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja
Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar
tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa
pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
Dalam kitab Desawarnana
atau Nagarakretagama yang ditulis pada tahun 1365, Candi ini disebut sebagai
bangunan suci "Palah" yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk dalam
perjalanan kerajaan bertamasya keliling Jawa Timur. Pada tahun 1995 candi ini
diajukan sebagai calon Situs Warisan Dunia UNESCO dalam daftar tentatifnya.
7.
Candi
Cetho
Keterangan: Gambar Candi Cetho
Candi
Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir
pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat
oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian
mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan
pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan
keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang
tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng,
Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas
permukaan laut.
8.
Candi
Cangkuang
Keterangan: Gambar Candi Cangkuang
Candi Cangkuang adalah
sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan
Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di
Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini
terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam
kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.
9.
Candi
Asu
Keterangan: Gambar Candi Asu
Candi
Asu adalah nama sebuah candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di Desa
Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa
Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya
juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung
(Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh
masyarakat sekitarnya.
10. Candi Gunung Sari
Keterangan: Gambar Candi Gunung Sari
Candi Gunung Sari adalah
salah satu candi Hindu Siwa yang ada di Jawa. Lokasi candi ini berdekatan
dengan Candi Gunung Wukir tempat ditemukannya Prasasti Canggal.
Candi Gunung Sari
dilihat dari ornamen, bentuk, dan arsitekturnya kemungkinan lebih tua daripada
Candi Gunung Wukir. Di Puncak Gunung Sari kita bisa melihat pemandangan yang
sangat mempesona dan menakjubkan. Candi Gunung Sari terletak di Desa Gulon,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Semoga di masa depan
Candi Gunung Sari semakin dikenal oleh banyak orang untuk dapat menemukan
inspirasi dan keindahannya.
11. Candi Arca gupolo
Keterangan: Gambar Candi Arca Gupolo
Arca
Gupolo adalah kumpulan dari 7 buah arca berciri agama Hindu yang terletak di
dekat candi Ijo dan candi Barong, di wilayah kelurahan Sambirejo, kecamatan
Prambanan, Yogyakarta. Gupolo adalah nama panggilan dari penduduk setempat
terhadap patung Agastya yang ditemukan pada area situs. Walaupun bentuk arca
Agastya setinggi 2 meter ini sudah tidak begitu jelas, namun senjata Trisula
sebagai lambang dari dewa Siwa yang dipegangnya masih kelihatan jelas. Beberapa
arca yang lain, kebanyakan adalah arca dewa Hindu dengan posisi duduk.
12. Candi Sukuh
Keterangan: Gambar Candi Sukuh
Candi
Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten
Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan
sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini
digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena
banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.
Candi
Yang Bercorak Buddha
1.
Candi
Mendut
Keterangan: Gambar Candi Mendut
Candi
Mendut adalah sebuah candi bercorak Buddha. Candi yang terletak di Jalan Mayor
Kusen Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, letaknya berada
sekitar 3 kilometer dari candi Borobudur
Candi
Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di
dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja
Indra telah membangun bangunan suci bernama wenuwana yang artinya adalah hutan
bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini
dihubungkan dengan Candi Mendut.
2.
Candi
Ngawen
Keterangan: Gambar Candi Ngawen
Candi
Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari
arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut
perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman
Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah
yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
3.
Candi
Sewu
Keterangan: Gambar Candi Sewu
Candi
Sewu adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8 yang berjarak hanya
delapan ratus meter di sebelah utara Candi Prambanan. Candi Sewu merupakan
kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi Prambanan. Meskipun aslinya
terdapat 249 candi, oleh masyarakat setempat candi ini dinamakan
"Sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan
kisah legenda Loro Jonggrang.
Secara
administratif, kompleks Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan,
Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.
4.
Candi
Lumbung
Keterangan: Gambar Candi Lumbung
Candi
Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi
Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan, candi ini dibangun
pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan kumpulan
dari satu candi utama (bertema bangunan candi Buddha).
5.
Candi
Banyunibo
Keterangan: Gambar Candi Banyunibo
Candi
Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) adalah candi
Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah
timur dari kota Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangun pada
sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi
ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama Buddha.
6.
Candi
Jajaghu (Jago)
Keterangan: Gambar Candi Jajaghu (Jago)
Candi
Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan
Singhasari pada abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang,
atau sekitar 22 km dari Kota Malang.
Candi
ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita
setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra
dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas
bahan batu andesit.
Pada
candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan Arca Manjusri seperti yang
disebut pada Prasasti Manjusri.
7.
Candi
Sangrahan
Keterangan: Gambar Candi Sangrahan
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8e/RA_3550033.JPG/300px-RA_3550033.JPG
Candi
Sanggrahan atau Candi Cungkup adalah candi pemujaan budha, letak di Desa
Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi
berbentuk bujursangkar dan terdiri dari bangunan kaki, tubuh dan atap. Candi
ini peninggalan Kerajaan Majapahit, dibangun sekitar tahun 1350, dulunya
merupakan candi tempat penyimpanan abu kerabat raja Majapahit.
Bagian
kaki candi sangat luas, tinggi dua meter, terdapat dinding relief harimau. Di
bagian tangga ada reruntuhan batu bekas gapura. Dulu ada enam buah patung budha
namun karena ditakutkan ada penjarahan maka patung disimpan dirumah juru kunci
sebelah selatan candi. disekitar candi kita dapat menemui banyak peninggalan
sejarah yang berserakan di sekitarnya ada sebuah tugu pemujaan sebelah utara
candi juga sebuah umpak di utara tugu dan jika anda menggali tanah disekitar
candi maka akan banyak ditemukan gerabah kuno peninggalan masa lalu.
8.
Candi
Borobudur
Keterangan: Gambar Candi Borobudur
Borobudur
adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat
daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat
laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama
Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa
Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang
diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan
2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar
teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga
barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha
tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan)
Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen
ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat
manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan
sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di
dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil
terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi
Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu
(ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini
peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak
kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar
langkan.
Menurut
bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.
Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir
Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal
Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya
penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975
hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs
bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur
kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha
yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk
memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek
wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
9.
Candi
Brahu
Keterangan: Gambar Candi Brahu
Candi
Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi.
Pendapat lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar
Trowulan. Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau
Warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan
dalam prasasti Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam
prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939.
Candi
Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya.
Anehnya dalam penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas
abu mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang
dilakukan pada tahun 1990 hingga 1995.
10. Komplek Percandian Batujaya
Keterangan: Gambar Kompleks Percandiyan Batujaya
Kompleks
Percandian Batujaya adalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandian Buddha
kuna yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten
Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari
sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.
Dari
segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana
layaknya sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut
ditemukan hanya di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunan di
situs Candi Blandongan.
Candi-candi
yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit (juga
disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata candi-candi
ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan yang sama.
11. Candi Muara Takus
Keterangan: Gambar Candi Muara Takus
Candi
Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia.
Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto,
Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru,
Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5
kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.
Candi
Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari
batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk
bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir
kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap
sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke
tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini
walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi
itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
12. Candi Sumberawan
Keterangan: Gambar Candi Sumberawan
Candi
Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari, Malang.
Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalan
Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Candi
Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
+/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu
andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650
mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat
indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan
inilah yang memberi nama Candi Rawan.
Candi yang bercorak Hindu-Buddha
Candi Jawi
Keterangan: Gambar Candi Jawi
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b4/Candi_Jawi_A.JPG/225px-Candi_Jawi_A.JPG
Candi Jawi (nama asli: Jajawa) adalah
candi yang dibangun sekitar abad ke-13 dan merupakan peninggalan bersejarah
Hindu-Buddha Kerajaan Singhasari yang terletak di terletak di kaki Gunung
Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur,
Indonesia, sekitar 31 kilometer dari kota Pasuruan. Candi ini terletak di
pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen dan
Pringebukan.
Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat
pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini
ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja
Kertanegara.
Candi Badut
Keterangan: Gambar Candi Badut
Candi Badut
Peninggalan kepurbakalaan di sekitar Malang adalah sisa-sisa bangunan suci
yang mempunyai sifat Budha dan Hindu (Siwa), sesuai dengan agama yang
dianut masa itu. Bangunan-bangunan tersebut basa disebut candi yang berfungsi
sebagai tempat pemujaan (kuil). Peninggalan yang ada di sekitar Malang
tersebut antara lain Candi Jago, Sumberawan, Badut, Songgoriti, Singosari dan
Kidal. Salah satu bangunan suci yang akan kami sajikan adalah Candi Badut,
yang merupakan candi teruta di Jawa Timur tetapi menunjukkan sifat candi Jawa
Tengah seperti pada bagian kakinya yang rata dan tidak diberi hiasan dan pada
bilik pintunya berpenampil.
|
Prasasti Ciaruteun (Kerajaan Pajajaran)
|
Keterangan: Gambar Prasasti Ciaruteun
|
Padrão Sunda Kalapa (1522), sebuah pilar batu untuk
memperingati perjanjian Sunda-Portugis, Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
Prasasti Adityawarman
Bidadari Majapahit yang anggun,
ukiran emas apsara (bidadari
surgawi) gaya khas Majapahit menggambarkan dengan sempurna zaman kerajaan
Majapahit sebagai "zaman keemasan" di kepulauan nusantara.
Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertarajasa. Berlokasi semula di
Candi Simping,Blitar,
kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik Indonesia.
Arca dewi Parwati sebagai perwujudan
anumertaTribhuwanottunggadewi, ratu Majapahit ibunda Hayam Wuruk.
Mandala Amoghapāśa dari
masa Singhasari (abad ke-13), perunggu, 22.5 x 14 cm. Koleksi Museum für
Indische Kunst, Berlin-Dahlem, Jerman.
Gapura
Bajang Ratu, gerbang masuk salah satu kompleks bangunan penting di ibu
kota Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di Trowulan.
Arca Prajnaparamita ditemukan dekat
candi Singhasari dipercaya sebagai arca perwujudan Ken Dedes (koleksi Museum
Nasional Indonesia). Keindahan arca ini mencerminkan kehalusan seni budaya
Singhasari.
Arca emas Avalokiteçvara bergaya
Malayu-Sriwijaya, ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian, Jambi, Indonesia.
Sepasang patung penjaga gerbang abad ke-14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur (Museum of Asian Art, San Francisco)
Prasasti Kerajaan Kutai
Arca Buddha
Vajrasattva zaman Kadiri, abad X/XI, koleksi Museum für Indische Kunst,
Berlin-Dahlem, Jerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar