Hasil sastra berbentuk
prosa atau puisi :
1.
Tutur pitutur (kitab keagamaan)
Jawa dan Kejawen seolah
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kejawen bisa jadi merupakan suatu
sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa,
semasa zaman Hinduisme dan Budhisme.
Dalam perkembangannya, penyebaran
Islam di Jawa juga dibungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang
melibatkan aspek kejawen sebagai jalur penyeranta yang baik bagi penyebarannya.
Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa.
Unsur-unsur dalam Islam
berusaha ditanamkan dalam budaya-budaya Jawa, yaitu:
Pertunjukan wayang kulit, dendangan lagu-lagu jawa, ular-ular (patuah yang
berupa filsafat), cerita-cerita kuno, hingga upacara-upacara tradisi yang
dikembangkan, khususnya di Kerajaan Mataram (Yogya/Solo).
2.
Wiracarita (kepahlawanan)
kitab ramayana
Keterangan: Gambar Wiracarita
Sumber:
Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta Ramayana yang berasal dari kata
Rama dan Ayana yang
berarti" Perjalanan Rama", adalahsebuah cerita epos dari India
yangdigubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki.
Ramayana
terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan
gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baruyang tidak semua berdasarkan kakawin
ini. Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat
Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa
kuna.
Di India dalam bahasa Sansekerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh
kitab atau kanda sebagai berikut:
1. Balakanda
2.
Ayodhyakanda
3. Aranyakanda
4. Kiskindhakanda
5.
Sundarakanda
6. Yuddhakanda
7.Uttarakanda
Kitab Bharatayuda
Timbul wiracarita gubahan pujangga Indonesia, misalnya:
>>Kitab Baratayuda
yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Kitab Baratayuda berisi
cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan
Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan
Raja Airlangga.
3.
Kitab Hukum (Undang-Undang).
Kitab hukum yang ditulis oleh Gajahmada yaitu kitab
Kutaramanawa yang digunakan sebagai dasar hukum di Majapahit.
Kitab Hukum Kutaramanawa disusun berdasarkan kitab
Hindu yang lebih tua yaitu kitab Kutarasastra
dan Manawasastra. Dengan
demikian dari kitab hukum tersebut, merupakan salah satu contoh wujud
akulturasi dengan kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar